Road To Java Scooter Rendezvous 3 0

ScootLand | 7:06:00 AM | ,

Borobudur 13-14 Desember 2008

"Magelang heurin ku Vespa" mungkin itulah kesan pertama kami menginjakan kaki di tanah magelang. Tepatnya di Lapangan dr.Soepardi Kota Mungkid Magelang Jawa Tengah. Serta tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada panitia penyelenggara acara JSR 3. Acara yang sekian lama kami tunggu-tunggu setelah sebelumnya JSR pertama dilaksanakan di Banjar Patroman th. 2006, Jawa Barat lalu yang kedua kalinya di TMII, Jakarta th 2007. dan untuk tahun depan JSR 4 Semua belum tau Pasti............

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Ally, Setum, Jawa-Bangsat, Doyok, Babond, Ade Kacang, Gilang, Udong


Photobucket

sebelum pulang kita mampir dulu di Borobudur Skalian Silaturahmi ma anak2 BSC (Borobudur Scooter Club)


Photobucket

Pertemuan tahunan scooteris se-Indonesia tahun ini Jateng tampil sebagai tuan rumah dan ditunjuklah Magelang sebagai tempat digelarnya acara. Ketua Panitia, Sukoco mengatakan pertemuan scooteris ini sedianya hanya untuk wilayah Jawa dan Madura. Namun, respon para scooteris seluruh nusantara ternyata luar biasa.

Photobucket

”Banyak peserta yang datang dari luar Jawa-Madura. Tak kurang dari 21.000 scooteris berkumpul. Mereka yang berasal dari Pulau Jawa, hampir semua
Kabupaten dan Kota terwakili,”katanya.

“Magelang dipilih sebagai tempat kontes untuk ketiga kalinya sesuai dengan
keputusan rapat bersama yang diadakan pada JSR yang kedua di Jakarta. Dalam kegiatan acara selama dua hari ini, kami mengadakan berbagai acara diantaranya bhakti sosial, donor darah, serta lomba atau kontes vespa dari
para peserta,” ujar Koordinator JSR Sukoco.

Hal itu dikatakan Sukoco kepada penulis di sela-sela acara, Minggu (14/12/2008). JSR kali ini adalah putaran ketiga, setelah putaran sebelumnya diadakan di Banjar Patroman, Jawa Barat dan TMII di Jakarta.

Kontes vespa yang diadakan JSR kali ini, terbagi dalam enam kategori. Yakni kategori modifikasi ektrims-standart original, kategori sesan, kategori touring, kategori air brush, kategori retro classic dan kategori original.

Photobucket

Modification Contest

Photobucket

The ESC racing experience 0

ScootLand | 6:15:00 PM |

BSSO Scooter Racing

A few years ago, in 2006 to be precise, the Vespa Racing team from Padova organised for the first time a race on a circuit in Italy. It was a six hour endurance at the Vittorio Veneto circuit, a beautiful kart track over 1km long, characterised by a long fast straight and a series of fast turns. For the occasion, those lucky enough to take part for the first time had the opportunity to prepare their first Vespa for the track.

Generally they were everyday scooters, mildly tuned for the race, some disc brakes and few gas absorbers. Most ran with road tyres, with old tuning kits born in the 80s and renewed for the occasion; aluminium Pinasco 121, Polini 177 or 210, some Malossi, some DR, rotary or reed valve, some with twin carbs and old exhausts that touched the asphalt at every curve. In particular I remember with affection and a pinch of terror that I used an old police leather jacket and leather padded trousers bought for 20 euros at the market and kneepads from a bricklayer! It was beautiful. Indeed it was so beautiful that I felt in love!

Since then, times have changed. Little by little we started to increase and renew our equipment, starting with riding gear. From Vittorio Veneto to Ottabiano, from Austerikart to Pomposa, Altavilla Vicentina, Imola, Bologna...we have tried all the kart tracks willing to accept Vespas and often we were able to get free practice days alternating the track with scooters, pit bikes or karts. After the clothes we developed the scooters, engine and handling, until today, strengthened by experience accumulated in these two years of tests on the track,we decided to participate in the European Scooter Challenge.

Much more in the current issue of Scootering Magazine.

Milan Motorcycle Show 2008 0

ScootLand | 6:15:00 PM |

Vespa v Vespa

With Cologne hosting the Intermot motorcycle show in October, Eicma at Milan this year was always going to be a quieter affair than last – a fact my poor feet certainly weren’t dismayed to learn!

Scoot imageFor full details of what we found in Milan, you'll have to buy Scootering. To tempt you further here are some images!

Much more in the current issue of Scootering Magazine.


Scoot image

Vespa 49 0

ScootLand | 6:14:00 PM |

Tyres


A rare Anglo Italian initiative

Like it or not (and here I look towards the Lambretta enthusiasts especially!) this very scooter and its limited number of siblings are the genesis of Britain’s scootering scene.

See the light

After WW2 Bristol’s Douglas Motorcycles were looking at a way to bolster the coffers. In fact, despite a good reputation as a foundry as well as for motorcycle production, their two-wheeled products were somewhat dated and the company was in receivership.

The story goes that while on holiday in Italy, Douglas’ MD Claude McCormack saw his first Vespa and identified a market that his ailing motorcycle company had potential to develop.

Tyres

Much more in the current issue of Scootering Magazine.

Bob Marley "Sang Legend" 0

ScootLand | 6:03:00 PM |

Terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada Februari 1945 di St. Ann, Jamaika, Bob Marley berayahkan seorang kulit putih dan ibu kulit hitam. Pada tahun 1950-an Bob beserta keluarganya pindah ke ibu kota Jamaika, Kingston. Di kota inilah obsesinya terhadap musik sebagai profesi menemukan pelampiasan. Waktu itu Bob Marley banyak mendengarkan musik R&B dan soul, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama reggae, melalui siaran radio Amerika. Selain itu di jalanan Kingston dia menikmati hentakan irama Ska dan Steadybeat dan kemudian mencoba memainkannya sendiri di studio-studio musik kecil di Kingston.




Bersama Peter McIntosh dan Bunny Livingston, Bob membentuk The Wailing Wailers yang mengeluarkan album perdana di tahun 1963 dengan hit “Simmer Down”. Lirik lagu mereka banyak berkisah tentang “rude bwai” (rude boy), anak-anak muda yang mencari identitas diri dengan menjadi berandalan di jalanan Kingston. The Wailing Wailers bubar pada pertengahan 1960-an dan sempat membuat penggagasnya patah arang hingga memutuskan untuk berkelana di Amerika. Pada bulan April 1966 Bob kembali ke Jamaika, bertepatan dengan kunjungan HIM Haile Selassie I —raja Ethiopia– ke Jamaika untuk bertemu penganut Rastafari. Kharisma sang raja membawa Bob menjadi penghayat ajaran Rastafari pada tahun 1967, dan bersama The Wailer, band barunya yang dibentuk setahun kemudian bersama dua personil lawas Mc Intosh dan Livingston, dia menyuarakan nilai-nilai ajaran Rasta melalui reggae. Penganut Rastafari lantas menganggap Bob menjalankan peran profetik sebagaimana para nabi, menyebarkan inspirasi dan nilai Rasta melalui lagu-lagunya.






The Wailers bubar di tahun 1971, namun Bob segera membentuk band baru bernama Bob Marley and The Wailers. Tahun 1972 album Catch A Fire diluncurkan. Menyusul kemudian Burning (1973–berisi hits “Get Up, Stand Up” dan “ I Shot the Sheriff” yang dipopulerkan Eric Clapton), Natty Dread (1975), Rastaman Vibration (1976) dan Uprising (1981) yang makin memantapkan reggae sebagai musik mainstream dengan Bob Marley sebagai ikonnya.

Pada tahun 1978, Bob Marley menerima Medali Perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya. Sayang, kanker mengakhiri hidupnya pada 11 Mei 1981 saat usia 36 tahun di ranjang rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser internasional di Jerman. Sang Nabi kaum Rasta telah berpulang, namun inspirasi humanistiknya tetap mengalun sepanjang zaman.


 
:: Scootboy Blog :: Copyright © 2010 551 Community is Designed by Ally-Semok Home | RSS Feed | Comment RSS